Selasa, 11 November 2014

peran mahasiswa dalam menjaga kearifan budaya lokal

Peran mahasiswa dalam menjaga kearifan budaya lokal

Pernah dengar pengertian kebudayaan menurut Edward B. Taylor? Well, bagi yang belum atau lupa mengenai pengertian kebudayaan menurut Edward B. Taylor saya akan mengulasnya sedikit, menurut beliau Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat dan bersifat turun temurun.

Dengan pengertian kebudayaan di atas telah jelas menggambarkan bahwa budaya adalah sebuah norma atau ciri khas suatu negara yang sakral dan perlu dijaga kelestariaannya. Namun, apa yang terjadi jika masyarakat mulai lupa atau sengaja melupakan budaya lokalnya hanya semata-mata untuk bisa terlihat lebih moderen dengan mengikuti budaya asing yang hingga kini mulai mengikis nilai-nilai kearifan lokal masyarakat?

Budaya lokal merupakan suatu budaya yang dimiliki oleh suatu negara yang bersifat khas. Budaya lokal dapat diartikan sebagai tata cara hidup yang dilakukan secara bersama dalam suatu daerah, berkembang dan dimiliki secara bersama yang kemudian diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Budaya terdiri dari beberapa unsur, termasuk unsur agama, politik, adat istiadat, bahasa, pekakas, pakaian, bangunan, serta karya seni.

Kearifan lokal merupakan gagasan, nilai-nilai atau pandangan yang terdapat di suatu daerah yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakat yang mendiami daerah tersebut.

Ada sebuah pertanyaan besar untuk para mahasiswa, “bagaimana peran mahasiswa dalam menjaga kearifan budaya lokal?’’ itulah yang harus kita jawab sekarang, sebab seiring perjalanan waktu budaya lokal kita mulai terkikis oleh budaya asing yang mengatas namakan globalisasi.

Peran mahasiswa dalam menjaga kearifan budaya lokal ini sangatlah penting mengingat perubahan gaya hidup yang hampir rata-rata menunjukkan ke arah gaya barat karena pengaruh westernisasi yang datang dan menerjang sendi-sendi budaya ketimuran yang selama ini melekat di dalam diri masyarakat Indonesia. Kita ambil saja salah satu contohnya yaitu mengenai keanekaragaman bahasa daerah yang ada di Indonesia. Indonesia memiliki berbagai macam bahasa daerah yakni 748 bahasa daerah yang merupakan sebagai bahasa ibu. Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya, ini dapat dilihat dari peresentase penggunaan bahasa keseharian dalam berkomunikasi dan bersosialisasi yaitu lebih dari 90% warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa daerah sebagai bahasa kesaharian mereka. Namun jika kita ke kota besar dapat kita lihat berapa banyak orang yang menggunakan bahasa daerah itu dapat dihitung dengan jari karena kehidupan di kota besar mulai sibuk dengan menggunakan bahasa asing dengan alasan untuk pekerjaan yang mengharuskan penggunaan bahasa asing dan ada juga yang Cuma sekedar ingin di bilang anak gaul harus pintar bahasa inggris. Hal ini jika dibiarkan akan mengakibatkan hilangnya bahasa daerah. Juga dapat kita ambil contoh lain yaitu mengenai batik yaitu batik merupakan salah satu kebudayaan Indonesia pernah mengalami perseteruan atas batik ini dengan Malaysia pada tahun 2009, dan alhamdulillah perseteruan ini berakhir dengan pengakuan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organizations (UNESCO) atas batik sebagai warisan budaya Indonesia, dan masih banyak lagi kebudayaan Indonesia yang ingin diambil alih oleh negara lain. Dengan keadaan seperti ini ada pertanyaan besar yang ingin saya sampaikan yaitu “Apakah kita rela kebudayaan kita diambil?”, dan kalau tidak “bagaimana upaya kita untuk mempertahankannya?”.

 Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh mahasiswa dalam menjaga kearifan budaya lokal di Indonesia karena ini akan menentukan apakah kearifan lokal akan terus memudar atau akan berkembang. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memupuk rasa cinta budaya sendiri dan terus mengembangkannya menjadi sedemikian menarik tanpa menghilangkan nilai dasar budaya sehingga tidak monoton dan juga tidak kalah saing dengan budaya asing. Para mahasiswa juga bisa mempromosikan budaya lokal yang telah di jelma sedemikian menarik sehingga bangsa asing pun ikut tertarik. Sehingga dengan adanya peran mahasiswa yang mampu melahirkan terobosan baru dalam mengenalkan budaya lokal ini kelak akan dapat memotivasi para generasi muda untuk lebih mencintai dan berusaha menjaga kearifan budaya lokal serta melestarikannya. Meskipun westernisasi semakin menggerus nilai-nilai kearifan lokal namun dengan peran mahasiswa yang memperjuangkan dan mempertahankan budayanya akan menjadi filter terhadap budaya asing tersebut.

Kesimpulannya, peran mahasiswa dalam menjaga kearifan budaya lokal merupakan salah satu upaya dalam menentukan keberlangsungan hidup kebudayaan baik itu agama, politik, adat istiadat, bahasa, pakaian, bangunan, atau karya seni sekalipun. Tanpa adanya peran mahasiswa kebudayaan lokal akan terus mengalami penyusutan yang lama-kelamaan akan menghilangkan jadi diri bangsa sebagai pemilik kebudayaan dan generasi muda pun tidak mengenal budaya sendiri karena ketidaktahuan dan minimnya pengetahuan mengenai budaya lokalnya sendiri. Dengan demikian marilah wahai para mahasiswa kita jaga, cintai, dan kembangkan budaya asli Indonesia yang kita banggakan ini sehingga para generasi penerus kita pun insyallah juga akan menjadi orang yang menjunjung tinggi kebudayaan negeri sendiri.




Biodata penulis


Nama                          : Reni Hardika
Alamat                        : Desa Pedamaran IV dusun III Sungai Aur
Tempat, tanggal lahir  : Pedamaran, 18 Agustus 1996
Jenis kelamin              : perempuan
NIM                            : 06071181421001
Jurusan                        : Pendidikan Bimbingan dan Konseling
Fakultas                       : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas                  : Sriwijaya
Nama Orang Tua       
Ayah                           : Ahdi
Ibu                              : Surya
Motto                         : Hidup itu Cuma satu kali jadi buatlah hidup itu berarti
Prinsip                        : kelemahan adalah musuh yang nyata


Tidak ada komentar:

Posting Komentar